Rabu, 02 September 2009

Earthquake! Earthquake!


foto sekolahku
(sebagai penunjang cerita, hehehe.)

~i regret i didn't take a picture when the earthquake quaked

Waw, tadi setelah bel sekolah berbunyi, yang menyatakan bahwa sudah waktunya pulang sekolah, aku langsung cabut ke lantai 6 untuk latihan choir bersama Sherley temanku. Sambil menghitung jumlah tangga yang kami naiki (52 jumlahnya, dari lantai 4), kami ngobrol-ngobrol. Ngobrolnya cuma tentang pelajaran sekolah, hehehe.

Sesampainya di lantai 6, kami masuk ke ruang Choir, di sana sudah ada kak Eva, Maria, dan 1 orang temannya. Aku dan Sherley langsung mengisi absensi. Setelah bercakap-cakap sedikit dengan kak Eva, aku ngajak Sherley ke toilet (maklum, cewek suka ke toilet rame-rame, hahaha!). Rencananya cuman melakukan ekskresi ringan (baca: buang air kecil), tapi rencana itu
GATOT alias GAGAL TOTAL.

Aku buka pintu kamar kecil, terus, aku ngerasa kok lantainya bergoyang. Pertama-tama aku mikir, ahh, mataku berkunang-kunang, nih! Jadi, aku ngucek-ngucek mataku. Ups, lantainya tetep bergoyang. Sontak aku teriak, "Sherley! Kenapa nih?" ada nada panik dalam pertanyaanku. "Duh, aku juga nggak tau, Ga!". Jadi aku keluar dari kamar kecil, aku gandeng tangan Sherley. Lantai masih tetap bergoyang, dinding-dinding bergerak. GEMPA!

"Kak, gempa ya, kak?!!!" aku bertanya pada kak Eva. Kak Eva dengan wajah yang agak takut, hanya bilang iya. Lalu dia berdoa. Aku dan Sherley memegang tangan kak Eva. Kami jongkok takut bangunan ambruk. Maklum, kami ada di lantai 6, yang notabene lantai teratas di SMAK Penabur Gading Serpong. Perasaan udah berkecamuk, duh Tuhan, jangan biarkan bangunannya roboh. Tiba-tiba, bel pengumuman berbunyi "Anak-anak diharapkan segera turun ke lantai dasar dan keluar dari gedung sekolah. Menggunakan tangga. Sekali lagi menggunakan tangga." Aku langsung mengenali itu suara Pak Ir. Setelah pengumuman itu, gempa selesai. Ckckckck, apa gempanya takut sama pengumuman itu yah? Hahahaha. Yah pokoknya aku langsung turun lewat tangga. Tanganku masih memegang tangan Sherley.

Pada saat menuruni tangga, aku teringat Nathan dan nenek yang ada di rumah. Aku menelfon ponsel nenek tidak diangkat. Aku takut ada apa-apa terjadi dengan mereka. Lalu aku menelfon ibuku, aku menceitakan peristiwa gempa singkat itu, dan ibuku langsung menelfon nenek. Sembari memegang handphone, aku berlari menuju ke luar gedung sekolah. Sampai di luar, tanah tempatku berpijak terasa masih bergoyang. Berlebihan memang, tapi rasanya memang gitu! Lalu, HPku berbunyi. Ibuku menelfon. Ia berkata bahwa adik dan nenekku tidak apa-apa, keadaan seperti biasa saja. Hehehehe. Kemudian, aku dan Sherley berencana menemui kak Eva untuk menanyakan apa Choir akan tetap berlangsung (walaupun gempa, kami masih memikirkan latihan choir!). Namun, Pak Ir melarang kami masuk ke gedung. Akhirnya, aku dan Sherley keluar dari gedung, dan memutuskan untuk pulang saja.

Sampai di mobil antar jemput, Tantra, Rosano, Vica, Michelle, dan adikku pada berbicara tentang gempa yang terjadi. Bahkan pembicaraan itu berlangsung sampai pada pemikiran bahwa sekolah akan libur sebulan karena gedung sekolah akan diperbaiki. :D Tapi memang kelihatannya gedung sekolah akan diperbaiki. Tembok penyangga di gedung SMA sudah retak, dan seperti mau patah. Ckckckck. Tapi kalau libur sebulan kayaknya nggak mungkin, deh. Hahahahaha.

Finally, sampai rumah aku langsung nonton berita. Ternyata, gempa terjadi pukul 14.55 WIB (aku tau itu), dan kekuatannya 7,3 skala richter (aku nggak tau itu). Pusat gempa dari laut Tasikmalaya. Jadi efek gempa sampai ke Jakarta, Bandung, Tangerang, dan sekitarnya.


Well, that was my first (and I hope
the last) earthquake I've ever had!

2 komentar:

Fradita Wanda Sari mengatakan...

ckckckck.
serem amat ya kena gempa :(

Agaprita Sirait mengatakan...

iya, tapi untunglah semua aman.
cuman, yaa, ada retakan-retakan di sekolahku jadinya. huhuhu.