Senin, 09 Desember 2013

Lilin, Lampu dan Matahari

Aku adalah lilin,yang sinarnya berpendar-pendar. Tidak konsisten. Kadang redup jika angin bertiup, kadang terang.

Dia adalah lampu, yang menyala dengan sungguh terang jika tombol itu ditekan. Selalu menyala, sampai tombol itu kembali ditekan.

Lilin ingin menjadi lampu. Yang tidak butuh korek untuk menyala.
Lampu tidak peduli dengan lilin. Lampu kokoh pada tempatnya menempel di atap. Tapi lampu menginginkan matahari, dia matahari.

Matahari yang tidak pernah padam. Siap menerangi seisi rumah, kota, bahkan bumi. Sumber energi tiada tara.

Lilin melihat lampu hingga sumbunya habis. Lampu melihat matahari hingga putus. Matahari tetap di atas, tidak melihat lampu, apalagi lilin.


Tidak ada komentar: